Kamis, 10 September 2009

Tetes Telinga

FI III : 10 Guttae Auriculares, tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan pembawa bukan air.

Ansel : 567 Tetes telinga adalah bentuk larutan, suspensi atau salep yang digunakan pada telinga dengan cara diteteskan atau dimasukkan dalam jumlah kecil ke dalam saluran telinga untuk melepaskan kotoran telinga (lilin telinga) atau untuk mengobati infeksi, peradangan atau rasa sakit.

DOM King : 153 Tetes telinga adalah bahan obat yang dimasukkan ke dalam saluran telinga, yang dimaksudkan untuk efek lokal, dimana bahan – bahan obat tersebut dapat berupa anestetik lokal, peroksida, bahan – bahan antibakteri dan fungisida, yang berbentuk larutan, digunakan untuk membersihkan, menghangatkan, atau mengeringkan telinga bagian luar.

http://en.wikipedia.org/wiki/Ear_drop Tetes telinga adalah bentuk dari obat yang digunakan untuk mengobati dan mencegah infeksi telinga, khususnya infeksi pada telinga bagian luar dan saluran telinga (otitis eksterna).

Anatomi dan Fisiologi telinga

(DOM King : 153)

Telinga manusia terdiri dari 3 bagian : telinga luar, tengah, dan dalam.

Telinga bagian luar, tengah dan koklea pada telinga bagian dalam merupakan alat –alat pendengaran, sedangkan saluran semisirkularis dan bagian-bagian lain pada telinga dalam mengontrol keseimbangan. Telinga luar terdiri dari daun telinga dan saluran pendengaran luar; suara masuk ke dalam saluran hingga sampai ke gendang telinga. Saluran pendengaran merupakan rongga pada tubuh manusia yang hanya dilapisi dengan jaringan epidermis (kulit). Saluran eksternal mempunyai panjang kira-kira 2,6 cm, dan pembengkakan pada saluran telinga ini akan terasa sangat menyakitkan karena tidak ada jaringan sub kutan untuk mengurangi tekanan dan peregangan kulit. Infeksi telinga bagian luar (otitis eksterna) biasanya meliputi sakit ketika menarik atau memindahkan cuping telinga, dan mungkin pula terjadi pengaliran lilin telinga. Kadang – kadang diperlukan untuk memindahkan kotoran dan lilin telinga (serumen) dengan membasuh saluran telinga dan kemudian menambahkan larutan asam (asam asetat atau aluminium asetat yang diencerkan) untuk menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri. Telinga tengah terdiri dari gendang telinga dan rongga timpani. Lubang timpani adalah kantung yang berisi udara yang mengandung tulang – tulang pendengaran, yaitu maleus, inkus, dan stapes. Rongga ini dihubungkan ke faring melalui saluran eustachius yang berfungsi menjaga tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga agar tetap berada dalam kesetimbangan. Infeksi telinga tengah biasanya bersamaan dengan infeksi pada bagian nasofaring melalui saluran eustachius. Pembengkakan pada telinga tengah disebut sebagai otitis media.

Telinga bagian dalam atau labirin merupakan rangkaian kompleks dari saluran – saluran yang berisi cairan yang dalam sebagian besar berperan mengontrol keseimbangan seseorang. Serumen (DOM King : 153-154) Serumen (lilin telinga) adalah campuran dari sekret kelenjar sebaseus dan serumen. Kelenjar ini terletak pada 1 cm bagian luar pada saluran telinga. Lilin telinga terdiri dari lipid, asam – asam lemak, mukoprotein, alcohol lilin, dan bahan – bahan lipofilik lainnya. Serumen berfungsi sebagai lubrikan dan perlindungan dan menyingkirkan debu, dan benda – benda asing lainnya yang masuk ke dalam saluran eksternal. Normalnya, serumen itu kering dan keluar dari telinga, tetapi serumen dapat terakumulasi menjadi bentuk yang kompak dan kemungkinan dapat menutup saluran telinga.

Infeksi telinga luar (DOM Martin : 909)

Infeksi telinga luar dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kelembaban yang cukup tinggi, adanya sel – sel epithelium, dan kondisi pH yang alkali yang menyediakan kondisi yang ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme pada rongga yang hangat ini. Beberapa flora yang terdapat pada telinga luar adalah Micrococci (aureus dan ulbus) dan Corynebacteria. Kurang dari 1 % dari telinga normal mengandung Pseudomonas aeruginosa. Ketika sel epitel mengalami luka, infeksi dapat timbul, terutama sekali ketika telinga berada dalam kondisi yang lembab. Infeksi telinga luar (otitis eksternal) dapat diobati dengan kortikosteroid (suspensi atau larutan) dalam propilen glikol dan polietilen glikol. Penggunaan bahan ini juga kadang bersamaan dengan antibiotik yang selektif berdasarkan aktivitasnya melawan Pseudomonas aeruginosa. Infeksi telinga tengah (DOM Martin : 910) Pembengkakan pada telinga tengah biasanya bersamaan dengan pembengkakan rongga hidung yang terhubung melalui saluran eustachius. Infeksi ini biasanya sangat sakit dan diikuti dengan kehilangan pendengaran secara parsial dan demam. Penggunaan antibiotik membawa perubahan yang sangat luar biasa dalam pengobatan otitis media. Bakteri yang dapat menyebabkan infeksi ini antara lain Proteus dan Pseudomonas.

Preparat untuk melepaskan kotoran telinga

(Ansel : 567)

Kotoran telinga adalah campuran sekresi kelenjar keringat dan kelenjar sebasea dari saluran telinga bagian luar. Tumpukan kotoran telinga yang berlebihan dalam telinga dapat menimbulkan gatal, rasa sakit, gangguan pendengaran dan merupakan penghalang bagi pemeriksaan secara otologik. Telah bertahun-tahun minyak mineral encer, minyak nabati, dan hydrogen peroksida biasan digunakan untuk melunakkan kotoran telinga yang terjepit agar dapat dikeluarkan. Baru-baru ini, larutan surfaktan sintetik dikembangkan untuk aktivitas cerumenolitik dalam melepaskan lilin telinga. Salah satu bahan ini, kondensat dari trietanolamin polipeptida oleat, dalam perdagangan diformulasikan dalam propilen glikol, yang digunakan sebagai pengemulsi kotoran telinga sehingga membantu pengeluarannya. Tata cara dalam membuang lilin atau kotoran telinga biasanya dimulai dengan menempatkan larutan otik pada saluran telinga dengan posisi kepala pasien miring 45o, lalu memasukkan gumpalan kapas untuk menahan obat dalam telinga selama 15 – 30 menit, disusul dengan menyemprot saluran telinga dengan air hangat perlahan-lahan memakai penyemprot telinga dari karet yang lunak.

Preparat telinga untuk antiinfeksi, antiradang, dan analgetik

(Ansel : 568)

Obat-obat yang digunakan pada permukaan bagian luar telinga untuk melawan infeksi adalah zat – zat seperti kloramfenikol, kolistin sulfat, neomisin, polimiksin B sulfat dan nistatin. Pada umumnya zat – zat ini diformulasikan ke dalam bentuk tetes telinga (larutan atau suspensi) dalam gliserin anhidrida atau propilen glikol. Pembawa yang kental ini memungkinkan kontak antara obat dengan jaringan telinga yang lebih lama. Selain itu karena sifat higroskopisnya, memungkinkan menarik kelembaban dari jaringan telinga sehingga mengurangi peradangan dan membuang lembab yang tersedia untuk proses kehidupan mikroorganisme yang ada. Untuk membantu mengurangi rasa sakit yang sering menyertai infeksi telinga, beberapa preparat otik antiinfeksi juga mengandung bahan analgetika seperti antipirin dan anestetika local seperti lidokain dan benzokain. pH optimum untuk larutan berair yang digunakan pada telinga utamanya adalah dalam pH asam. Fabricant dan Perlstein menemukan range pH antara 5 – 7,8. keefektifan obat telinga sering bergantung pada pH-nya. Larutan alkali biasanya tidak diinginkan karena tidak fisiologis dan menyediakan media yang subur untuk penggandaan infeksi. Ketika pH telinga berubah dari asam menjadi alkali, bakteri dan fungi akan tumbuh lebih cepat. Sering perbedaan dalam keefektifan antara dua obat yang sama itu adalah karena kenyataan bahwa yang satu asam sedangkan yang lainnya basa (Scoville’s : 257) Larutan untuk telinga biasanya memakai wadah botol drop dan harus jernih atau dalam bentuk suspensi yang seragam (Scoville’s : 257)

Cara penggunaan tetes telinga yang benar

(Eardrops.pdf)

(Menyuruh orang lain untuk membantumu menggunakan tetes telinga ini akan membuat prosedur menjadi lebih mudah)

1.Bersihkan telingamu dengan kapas wajah yang basah kemudian keringkan telingamu.

2.Cuci tanganmu dengan sabun dan air

3.Hangatkan tetes telinga mendekati suhu tubuh dengan cara memegang wadahnya dalam tanganmu selama beberapa menit

4.Jika tetes telinga merupakan suspensi yang berkabut, kocok botol dengan baik selama 10 detik

5.Periksa ujung penetes untuk meyakinkan bahwa tidak pecah atau retak

6.Tarik obat ke dalam penetes

7.Miringkan telinga yang terinfeksi ke atas atau ke samping

8.Hindari menyentuh ujung penetes pada telinga atau apapun, tetes telinga dan penetesnya harus tetap terjaga bersih

9.Teteskan sejumlah yang benar ke telinga. Kemudian tarik penetesnya dari telinga agar tetesannya dapat turun ke saluran telinga.l

10.Tahan agar telingamu tetap miring selama beberapa menit atau masukkan kapas telinga yang lembut ke dalam telingamu.

11.Letakkan kembali penetesnya pada botol dan tutup kencang penutupnya. 12.Cuci tanganmu untuk menghilangkan bahan-bahan obat yang mungkin ada.

DAFTAR PUSTAKA

1.Ditjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.

2.Jenkins, G.L., (1969), Scoville’s:The Art of Compounding, Burgess Publishing Co, USA.

3.King, R.E., (1984), Dispensing of Medication, Ninth Edition, Marck Publishing Company, Philadelphia.

4.Martin., (1971), Dispensing of Medication, Marck Publishing Company, Pensilvania.

5.Howard, C. Ansel.(1989), Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, UI Press, Jakarta.

6._____ , (2008), Ear drop, Available from : http://en.wikipedia.org/wiki/Ear_drop, 20 Maret 2008, diakses 10 Mei 2008.

7._____ , (1998), How to Use Ear Drops properly, Available from : http://Q:\SGML\MEDTEACH\XML%20Monograph%20files\final\a601169. Eardrops.pdf. 1 Juni 2001, diakses 10 Mei 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar